Meranti

genus tumbuh-tumbuhan
(Dialihkan dari Shorea)

Meranti[1] atau seraya[2] (Shorea) adalah nama genus beranggotakan sekitar 194[3] spesies, terutama berupa pohon penghuni hutan tropika, dari famili Dipterocarpaceae. Marga ini dinamai demikian untuk menghormati Sir John Shore, Gubernur Jenderal British East India Company, 1793-1798.

Meranti
Shorea Edit nilai pada Wikidata

Shorea roxburghii
Taksonomi
KerajaanPlantae
DivisiTracheophyta
OrdoMalvales
FamiliDipterocarpaceae
GenusShorea Edit nilai pada Wikidata
C.F.Gaertn., 1805
Tata nama
Dinamakan berdasarkanJohn Shore, 1st Baron Teignmouth (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Ex taxon author (en) TerjemahkanRoxb. Edit nilai pada Wikidata
Bagian
Lihat Klasifikasi Shorea untuk taksonomi lengkap hingga level spesies.

Shorea menyebar terutama di Asia Tenggara; ke barat hingga Srilanka dan India utara, dan ke timur hingga Filipina dan Maluku. Marga ini tidak ditemukan di Nusa Tenggara, akan tetapi fosil kayunya didapati di sana.[3] Di wilayah Malesia, marga ini dijumpai hingga sebanyak 163 spesies,[3] dan umumnya mendominasi tajuk hutan hujan tropika. Pohon angiospermae tertinggi yang terdokumentasi di wilayah tropika adalah Shorea faguetiana setinggi 88,3m di Taman Nasional Perbukitan Tawau, di Sabah, dan di taman tersebut sekurangnya masih tercatat 5 spesies lain dari marga yang sama yang memiliki tinggi pohon mencapai lebih dari 80m, yakni S. argentifolia, S. gibbosa, S. johorensis, S. smithiana and S. superba.[4] Pulau Kalimantan juga merupakan pusat keragaman marga Shorea; sebanyak 138 spesiesnya didapati di sana, dan 91 di antaranya bersifat endemik.[5]

Sifat-sifat kayu

sunting

Meranti merah tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya berkisar antara 0,3–0,86 pada kandungan air 15%. Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan. Berdasarkan BJnya, kayu ini dibedakan lebih lanjut atas meranti merah muda yang lebih ringan dan meranti merah tua yang lebih berat. Namun terdapat tumpang tindih di antara kedua kelompok ini, sementara jenis-jenis Shorea tertentu kadang-kadang menghasilkan kedua macam kayu itu.[6]

Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti merah dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV; sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar ruangan dan yang bersentuhan dengan tanah. Namun kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreosot.[6]

Pemanfaatan

sunting

Meranti merah merupakan salah satu kayu komersial terpenting di Asia Tenggara. Kayu ini juga yang paling umum dipakai untuk pelbagai keperluan di kawasan Malesia.[6]

Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat ruangan, bahan mebel, perabot rumah tangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk membuat perahu.[6][7]

Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur kayu, bahan pembuatan kertas.[6]

Di samping menghasilkan kayu, hampir semua meranti merah menghasilkan damar, yakni sejenis resin yang keluar dari batang atau pepagan yang dilukai. Damar keluar dalam bentuk cairan kental berwarna kelabu, yang pada akhirnya akan mengeras dalam warna kekuningan, kemerahan atau kecoklatan, atau lebih gelap lagi.[7]

Beberapa jenis meranti merah menghasilkan buah yang mengandung lemak serupa kacang, yang dikenal sebagai tengkawang.[6] Pada musim-musim tertentu setiap beberapa tahun sekali, buah-buah tengkawang ini dihasilkan dalam jumlah yang berlimpah-ruah; musim mana dikenal sebagai musim raya buah-buahan di hutan hujan tropika. Di musim raya seperti itu, masyarakat Dayak di pedalaman Pulau Kalimantan sibuk memanen tengkawang yang berharga tinggi.

Ragam jenis dan penyebaran

sunting

Dari 70 spesies Shorea yang termasuk dalam kelompok meranti merah, terbanyak dijumpai di Kalimantan (62 spesies), diikuti oleh Sumatra (23 spesies) dan Semenanjung Malaya (19 spesies). Di luar wilayah-wilayah itu, meranti merah juga ditemukan di Thailand selatan, Filipina dan Maluku.[6]

Berikut ini adalah daftar yang belum lengkap mengenai jenis-jenis meranti merah. Nama-nama daerah dan jenis kayu yang dihasilkannya merujuk pada Soerianegara dan Lemmens (2002)

Nama ilmiahNama IndonesiaPenyebaranNama-nama lokalJenis kayu
Shorea acuminata DyerMeranti hitam batangSem. Malaya, Sumatra, Kep. Riau, Kep. Linggameranti sarang burungmeranti merah-muda, m. merah-tua
Shorea balangeran (Korth.) BurckBalangeranKalimantan, Bangka, Belitungkahoi (Klm.), melangir (Babel)meranti merah, balau merah, balangeran
Shorea contorta S.VidalWhite lauan (Ingg.)Endemik di FilipinaMindanao white-lauan, malaanonangmeranti merah-muda, meranti putih
Shorea lepidota (Korth.) BlumeTengkawang gunungSem. Malaya, Sumatrameranti ketrahan, meranti rumbai (Sumt.), meranti langgong, damar siput (Mal.)meranti merah-muda
Shorea negrosensis Foxw.Red lauanEndemik di Filipinamalatbang, manggachapuimeranti merah
Shorea palosapis (Blanco) Merr.MayapisEndemik di Filipinatabak, purameranti merah-muda
Shorea polysperma (Blanco) Merr.TangileEndemik di Filipinabalagayan, malagiso, dark-red Philippine mahoganymeranti merah-tua
Shorea selanica (DC.) BlumeMeranti bapaEndemik di Maluku barat dayabiahut (Buru), kayu bapameranti merah
Shorea singkawang (Miq.) Miq.Sengkawang pinangSem. Malaya dan Sumatra bag. timurmaak on (Thai), meranti bahru, meranti sengkawang merah (Mal.), singkawang daun halus (Sumt.)meranti merah-tua
Seksi Brachypterae
Shorea almon Foxw.Meranti buaya bukitKalimantan timur laut (Sabah, Brunei), Filipinaseraya kerukup (Sabah), danlig-mayapis, almon (Fil.)meranti merah
Shorea andulensis P.S.Ashton
Shorea bullata P.S.Ashton
Shorea carapae P.S.Ashton
Shorea coriacea BurckMeranti juraiEndemik di Kalimantanmeranti tangkai panjang (Brun., Swk.), seraya tangkai panjang (Sabah), samar benua (Kalbar), lampong mengkabang (Klm. bag tenggara)meranti merah
Shorea fallax MeijerEngkabang layarEndemik di Kalimantanmeranti sepit undang (Brun.), kontoi, tuntong seluing (Klm.), engkabang pinang (Swk.), seraya daun kasar (Sabah)
Shorea flaviflora Wood ex P.S.Ashton
Shorea flemmichii SymingtonMeranti rayaTerbatas di Serawak dan Bruneikayu raya (Brun.)meranti merah-tua
Shorea inaequilateralis SymingtonSemayurTerbatas di Serawak dan Bruneisemayurmeranti merah, balau merah, semayur
Shorea johorensis Foxw.MerkuyungSem. Malaya, Sumatra bag. timur, Kalimantanmeranti majau (Brun., Swk.), selangan pelandok, damar kanuar (Klm.), seraya majau (Sabah), merkuyang putih (Sumt.)meranti merah-muda
Shorea kunstleri King
Shorea monticola P.S.Ashton
Shorea pachyphylla Ridl. ex SymingtonMeranti mesupangEndemik di Kalimantan bag. barat lautmeranti kerukup, kukup (Brun., Swk.), tengkawang hutan padang (Kalbar)meranti merah-tua
Shorea palembanica Miq.Tengkawang majauSem. Malaya, Sumatra dan Kalimantanmeranti tengkawang ayer, merpak (Mal.), melebekan (Sumt.), engkabang asu (Brun., Swk.)meranti merah-muda, m. merah-tua
Shorea parvistipulata F.Heim
Shorea pauciflora KingMeranti ketukoSem. Malaya, Sumatra, dan Kalimantanmeranti memesu (Mal.), ketuko nilau (Sumt.), meranti cheriak (Brun., Swk.), obar suluk (Brun. Sabah), abang gunung (Kaltim)meranti merah-tua
Shorea platyclados v.Slooten ex Foxw.BanioSem. Malaya, Sumatra, dan Kalimantanmeranti bukit (Mal., Brun.), meranti cingham (Sumt. timur), seraya bukit (Sabah), ketir (Kalsel)meranti merah-tua
Shorea pubistyla P.S.Ashton
Shorea scaberrima BurckTengkawang kijangEndemik di Kalimantan bag barat lautkontoi entimus, meranti sandakan (Kalbar), meranti paya bersisek (Brun., Swk.), engkabang pinang, kawang bukit (Sabah)meranti merah-muda
Shorea smithiana SymingtonMeranti merumbungEndemik di Kalimantan bagian utara dan timurmeranti rambai (Brun., Swk.), meraka belang (Brun.), seraya timbau (Swk.), campega, kakan putih (Kaltim)meranti merah-muda
Shorea venulosa Wood ex MeijerMeranti tangkai panjang padiEndemik di Kalimantan bagian utaraseraya kerangas (Sabah)meranti merah-tua
Shorea waltoni Wood ex Meijer
Seksi Mutica
Subseksi Auriculatae
Shorea acuta P.S.Ashton
Shorea ferruginea Dyer ex BrandisTehan betungEndemik di Kalimantanmeranti menalit (Brun., Swk.), seraya melantai kecil (Sabah), lampong tahan, tehan paru (Klm. bag. tenggara)meranti merah-muda
Shorea macroptera DyerMeranti melantaiSem. Malaya, Sumatra bag. timur, Kalimantanchanhoi (Thai), meranti kuning (Sumt.), lukup (Riau), sepit udang, tengerangan sibu (Kaltim), seraya melantai (Sabah)meranti merah-muda, melantai
Shorea myrionerva Symington ex P.S.Ashton
Shorea sagittata P.S.Ashton
Shorea slootenii Wood ex P.S.Ashton
Subseksi Mutica
Shorea argentifolia SymingtonSenkajangEndemik di Kalimantan bag timur lautmerangau, meranti binatoh, seraya pasir, seraya pipitmeranti merah
Shorea curtisii Dyer ex KingMeranti serayaSem. Malaya, Riau, Kep. Lingga, Kalimantansaya-daeng, saya-luang (Thai), seraya (Brunei, Melayu, Serawak),meranti merah-tua
Shorea dasyphylla Foxw.Meranti sabutSem. Malaya, Sumatra, Kalimantan bag. barat lautmeranti balur, meranti gombung (Sumt.), meranti batu (Mly.)meranti merah
Shorea foraminifera P.S.Ashton
Shorea hemsleyana (King) King ex Foxw.Meranti kunyitSem. Malaya, Sumatra bag. timur, Kalimantan bag. barat lautmeranti gading (Brun., Swk.), meranti rawang (Sumt.), chengal pasir daun-besar (Mly.), phayom-khao (Thai)meranti merah-muda, m. merah-tua
Shorea leprosula Miq.Meranti tembagaSem. Malaya, Sumatra, Kalimantansaya-daeng (Thai), kontoi bayor (Kalbar), lempong kumbang (Kaltim), meranti pusuh (Swk.)meranti merah-muda
Shorea macrantha BrandisMeranti kait-kaitSem. Malaya, Sumatra bag. timur, Kalimantan bag. barat lautmeranti lengkung daun (Sumt.), meranti kepong hantu (Mal.), engkabang bungkus (Brun., Swk.)meranti merah-muda, m. merah tua
Shorea ovata Dyer ex BrandisMeranti mandirawanSem. Malaya, Sumatra, Kalimantan, Mindanaomeranti sarang punai bukit (Mal.), ketrahan (Sumt. bag utara), bangkirai lintah (Kalsel), meranti pitis (Swk.), seraya punai bukit (Sabah), tiaong (Fil.)meranti merah-tua
Shorea pallidifolia P.S.Ashton
Shorea parvifolia DyerMeranti sarang punaiSem. Malaya, Sumatra dan Kalimantansaya-luang (Thai), kayu lempung, kontoi burung (Kalbar), abang gunung (Kaltim), seraya punai (Sabah), meranti samak (Swk.)meranti merah-muda
Shorea platycarpa F.HeimMeranti payaSem. Malaya, Sumatra, Kalimantan dan pulau-pulau sekitarnyameranti lengkung daun (Sumt.), pengerawan pepa (Kalbar), lanan tembaga (Kalsel), seraya paya (Sabah)meranti merah-muda, m. merah tua
Shorea quadrinervis v.SlootenMeranti tempelongEndemik di Kalimantan bag barat lautmeranti sudu (Brun., Swk.), sasak merambai (Swk.), seraya sudu (Sabah), kontoi genut, tengkawang tikus (Kalbar)meranti merah-muda
Shorea retusa Meijer
Shorea revoluta P.S.Ashton
Shorea rubra P.S.Ashton
Shorea rugosa F.HeimMeranti lananEndemik di Kalimantanmeranti buaya hantu (Brun., Swk.), seraya buaya hantu (Sabah), awang belaitok (Kaltim), bangkirai lutung (Kalsel)meranti merah tua
Shorea scabrida SymingtonMeranti tembalangSumatra bag timur dan Kalimantanmeranti pepak lantai, pengerawan surai (Kalbar), meranti telor, meranti lop (Brun., Swk.), seraya lop (Sabah)meranti merah muda
Shorea teysmanniana Dyer ex BrandisMeranti daun halusSem. Malaya, Sumatra bag timur, dan Kalimantanmeranti bunga (Mal.), meranti bunga tanjung (Sumt.), meranti lilin (Brun., Swk.), seraya bunga (Sabah), lintang (Kalsel)meranti merah-muda
Shorea uliginosa Foxw.Meranti daun lebarSem. Malaya, Sumatra bag. timur, Bangka, dan Kalimantan bag. baratmeranti bakau (Mal.), meranti kelungkung daun (Sumt.), pengarawan buaya (Kalbar), meranti buaya (Brun., Swk.), perawan durian (Swk.)meranti merah-tua, meranti bakau
Seksi Ovalis
Shorea ovalis (Korth.) BlumeMeranti kelungkungSem. Malaya, Sumatra, Kalimantankepong labu, meranti kepong (Mal.), meranti sepang (Sumt.), seraya kepong (Sabah), abang gunung putih (Kaltim)meranti merah-muda
Seksi Pachycarpae
Shorea amplexicaulis P.S.AshtonTengkawang megeEndemik di Kalimantanmeranti kawang, kawang pinang, awang rambut, orai lanyungmeranti merah-muda
Shorea beccariana BurckTengkawang tengkalEndemik di Kalimantan bag utarameranti langgai (Brun., Swk., Sabah), engkabang maha (Kalbar), abang (Dusun)meranti merah
Shorea macrophylla (de Vriese) P.S.Ashton,Tengkawang hantelokEndemik di Kalimantankawang jantong (Brun., Sabah), engkabang jantong, engk. ringgit (Swk.), kawang katolok, tengkawang buah (Kaltim)meranti merah-muda, meranti putih, kawang jantong
Shorea mecystopteryx RidleyTengkawang layarEndemik di Kalimantanenkabang larai (Swk.), kawang tikus, meranti kawang burong (Brun., Sabah), abang alit (Kaltim)meranti merah-muda
Shorea pilosa P.S.Ashton
Shorea pinanga Scheff.Tengkawang rambaiEndemik di Kalimantanawang boi (Klm. bag tenggara), meranti langgai bukit (Brun., Swk.), kawang pinang (Sabah)meranti merah-muda
Shorea praestans P.S.Ashton
Shorea rotundifolia P.S.Ashton
Shorea splendida (de Vriese) P.S.AshtonTengkawang baniEndemik di Kalimantan bag barattengkawang goncang, tengkawang rambai (Kalbar), engkabang bintang, melindang (Swk.)meranti merah-muda
Shorea stenoptera BurckTengkawang tungkulEndemik di Kalimantan bag barattengkawang tayau (Kalbar), engkabang rusa (Swk.), engkabang kerangas (Iban)meranti merah
Shorea woodii P.S.Ashton
Seksi Rubella
Shorea albida SymingtonAlan batuKalimantan barat, Serawakalan bunga, seringawanmeranti merah-tua, balau merah
Shorea dispar P.S.Ashton
Shorea elliptica Burck
Shorea rubella P.S.Ashton

Biologi reproduksi

sunting

Kebanyakan Shorea adalah spesies dengan musim perbungaan raya. Musim perbungaan raya adalah musim berbunga aneka (hampir semua) spesies dipterokarpa, bersama pohon-pohon suku tetumbuhan lainnya, yang berlangsung kurang lebih serentak secara berkala, dalam jangka waktu yang tidak teratur antara 3–10 tahun.[8] Diduga bahwa perbungaan, yang kemudian diikuti pula oleh perbuahan, serentak ini berevolusi untuk mengatasi gangguan hewan-hewan pemakan biji[9] atau untuk menyukseskan penyerbukan bunga.[8] Agaknya kedua-dua penjelasan itu dapat diterima.[10]

Para ahli memperkirakan bahwa perbungaan raya ini dirangsang oleh musim kemarau yang terjadi pada masa-masa peralihan dari La Niña menuju El Niño.[11] Besar atau tidaknya musim perbungaan raya ini diduga kuat bertalian dengan waktu terjadinya musim kemarau yang terkait fenomena siklus ENSO (El Niño southern oscillation); musim perbungaan terbesar biasanya muncul setelah diantarai waktu beberapa tahun tanpa perbungaan.[11]

Marga Shorea diserbuki oleh serangga dan aneka jenis serangga terlibat di sini; sementara untuk seksi Shorea yang sama (lihat: Klasifikasi Shorea) diserbuki oleh jenis serangga yang sama. Untuk menghindari kompetisi, jenis-jenis dari seksi Shorea yang sama yang berada pada habitat atau komunitas tumbuhan yang sama, akan mengatur saat perbungaannya sedemikian sehingga terjadi secara bergiliran.[12]

Manfaat ekonomi

sunting

Shorea adalah salah satu marga penghasil kayu-kayu dipterokarpa yang terpenting. Aneka jenis kayu meranti (meranti kuning, merah, dan putih), balau, bangkirai, balangeran dan lain-lain, tergabung di sini. Di samping itu, marga ini juga menghasilkan resin yang disebut damar dari berbagai kualitas; salah satu yang terbaik kualitasnya adalah damar mata kucing. Damar terutama digunakan dalam industri pernis dan cat, serta untuk pengolahan kimiawi lainnya.

Beberapa spesies Shorea menghasilkan tengkawang, yakni buah meranti-merantian yang besar dan berlemak. Setelah disalai agar awet, biji tengkawang dikempa untuk mengeluarkan minyaknya yang berharga tinggi. Minyak tengkawang digunakan dalam industri kosmetika dan makanan. Biji Shorea mengandung lemak yang lumayan (40-60 %) dan protein yang banyak (5-6 %). Dalam industri makanan, ia dipergunakan untuk menggantikan mentega coklat (cocoa butter). Selain itu pula, Shorea/tengkawang ini juga bahan untuk membuat sabun, dan obat-obatan. Diimpor ke Inggris, Belanda, dan Jepang dengan nama illipe nut. Pontianak dahulu dikenal sebagai kota pengekspor terbesar di Indonesia. Kayunya juga bermanfaat sebagai alat-alat rumah tangga.[13]

Ekologi

sunting

Ada sekitar 200 jenis tengkawang dalam genus Shorea. Di Jawa, Shorea spp. dicoba untuk ditumbuhkan oleh Lembaga Penelitian Hutan - LIPI di Haurbentes, Bogor. Sampai tahun 1981, tengkawang belum dibudidayakan. Shorea diperbanyak melalui biji dan berkecambah setelah 2-3 hari. Semaian yang sudah cukup kuat, ditanam di lapangan, ditanam dengan jarak 6 × 6 m dengan diberi lindungan. Tengkawang berbunga setiap tahun kecuali S. stenoptera yang dibudidayakan di Haurbentes. S. macrophylla berbuah mulai dari usia 26 tahun. S. stenoptera pada usia 9 tahun, dan berproduksi dengan baik setelah 12-13 tahun. Pada usia 2–6 m, ia sudah bisa berbunga di usia mudanya (1-2 tahun).[13]

Status konservasi

sunting

Eksploitasi hutan secara masif telah mengancam kelestarian marga ini di alam. Sebanyak 148 spesies Shorea telah tercatat dalam Daftar merah IUCN. Kebanyakan di antaranya tercantum dengan status kritis (CR, critically endangered).[14] Meski demikian, ada beberapa catatan kritis yang perlu diperhatikan sehubungan dengan daftar IUCN mengenai pohon-pohon dipterokarpa. Yang pertama adalah terkait dengan kriteria tingkat keterancaman spesies yang dibangun berdasarkan karakter populasi satwa, sehingga cenderung berlebihan dalam menilai ancaman tatkala diterapkan bagi organisme yang spesifik-habitat dan berumur panjang sebagaimana lazimnya pohon.[5] Selain itu, salah satu spesies yang dilaporkan telah punah menurut daftar tersebut, Shorea cuspidata, ternyata dilaporkan masih banyak terdapat di Taman Nasional Bako dan juga dijumpai di Taman Nasional Lambir.[5] Tingkat ancaman masing-masing spesies Shorea dapat dilihat pada artikel Klasifikasi Shorea.

Status Konservasi Jenis-jenis Shorea
Kategori Daftar merah IUCNJumlah spesies
Punah1
Kritis102
Terancam punah34
Rentan3
Berisiko rendah6
Kurang data2
Tidak dievaluasi~48

Referensi

sunting
  1. ^ "Arti kata Meranti". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 22 Agustus 2021. 
  2. ^ "Arti kata seraya". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 22 Agustus 2021. 
  3. ^ a b c Soerianegara, I. dan RHMJ. Lemmens (eds.). 2002. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 5(1): Pohon penghasil kayu perdagangan yang utama. PROSEA–Balai Pustaka. Jakarta. ISBN 979-666-308-2. Hal. 415-471
  4. ^ "Borneo". Eastern Native Tree Society. Diakses tanggal 2008-06-21. 
  5. ^ a b c Ashton, P.S. Dipterocarpaceae. In Tree Flora of Sabah and Sarawak, Volume 5, 2004. Soepadmo, E., Saw, L.G. and Chung, R.C.K. eds. Government of Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia. ISBN 983-2181-59-3
  6. ^ a b c d e f g Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama soeria_415a
  7. ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 3. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 1422-1423.
  8. ^ a b Sakai, Shoko (1999). "Plant reproductive phenology over four years including an episode of general flowering in a lowland dipterocarp forest,Sarawak, Malaysia". American Journal of Botany. 86: 1414–1436. doi:10.2307/2656924. PMID 10523283. Diakses tanggal 2007-11-13. 
  9. ^ Curren, Lisa M. (2000). "Vertebrate responses to spatiotemporal variation in seed production of mast-fruiting Dipterocarpaceae". Ecological Monographs. 70 (1): 101–128. Diakses tanggal 2007-11-13.  [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ Maycock, Colin R. (2005). "Reproduction of dipterocarps during low intensity masting events in a Bornean rain forest". Journal of Vegetation Science. 16: 635–646. doi:10.1658/1100-9233(2005)016[0635:RODDLI]2.0.CO;2. Diakses tanggal 2007-11-13. 
  11. ^ a b Sakai, Shoko (2006). "Irregular droughts trigger mass flowering in aseasonal tropical forests in Asia". American Journal of Botany. 93: 1134–1139. doi:10.3732/ajb.93.8.1134. Diakses tanggal 2007-11-13. 
  12. ^ LaFrankie, James V. Jr. (1991). "Confirmation of Sequential Flowering in Shorea (Dipterocarpaceae)". Biotropica. 23 (2): 200–203. doi:10.2307/2388308. Diakses tanggal 2007-11-13. 
  13. ^ a b Sastrpradja, Setijati; Danimihardja, Sarkat; Soejono, Roekmini; Soetjipto, Niniek Woelijarni; Prana, Made Sri (1981). Tanaman Industri. 10:120 – 121. Jakarta:LBN - LIPI bekerjasama dengan Balai Pustaka.
  14. ^ "The IUCN Red list of Threatened Species - Shorea search results". IUCN Redlist. Diakses tanggal 2007-11-12.