Singapura di bawah pemerintahan Negeri-Negeri Selat
Artikel ini sebagian besar atau seluruhnya berasal dari satu sumber. |
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wiki How. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Bagian dari seri artikel mengenai |
Sejarah Singapura |
---|
Sejarah awal Singapura (pra-1819) |
|
Pendirian Singapura modern (1819–1826) |
Negeri-Negeri Selat (1826–67) |
Koloni mahkota (1867–1942) |
Pertempuran Singapura (1942) |
Pendudukan Jepang (1942–45) |
|
Masa setelah perang (1945–62) |
|
Pemerintahan dalam negeri sendiri (1955–1962) |
|
Penggabungan dengan Malaysia (1962–65) |
|
Republik Singapura (1965–sekarang) |
|
Singapura di bawah pemerintahan Negeri-Negeri Selat merujuk kepada sebuah periode dalam sejarah Singapura dari 1826 sampai 1942, dimana Singapura menjadi bagian dari Negeri-Negeri Selat bersama dengan Penang dan Malaka. Dari 1830 sampai 1867, Negeri-Negeri Selat menjadi sebuah keresidenan, atau subdivisi, dari Kepresidenan Bengal, di India Britania.[1] Pada 1867, Negeri-Negeri Selat dijadikan koloni mahkota terpisah, secara langsung diatur oleh Pusat Kolonial di Whitehall, London. Pada periode tersebut, Singapura mendirikan dirinya sendiri sebagai pelabuhan dagang penting dengan peningkatan populasi.
Pemerintahan Inggris ditangguhkan pada Februari 1942, ketika Angkatan Darat Kekaisaran Jepang menginvasi Singapura pada Perang Dunia II.
Referensi
suntingSumber pustaka mengenai Singapura di bawah pemerintahan Negeri-Negeri Selat |
🔥 Top keywords: Kejuaraan Eropa UEFA 2024Halaman UtamaPartai KasihIstimewa:PencarianDuckDuckGoKleopatraBudi Arie SetiadiJepangJamal MusialaDavina KaramoyBima Eka SaktiKejuaraan Eropa UEFAIndonesiaOpen BO LagiCopa América 2024Hinsa SiburianIpar Adalah MautCopa AméricaPemandi JenazahNomor Induk KependudukanYandexSlowakiaKejuaraan Eropa UEFA 2020Peringkat Dunia FIFAX (media sosial)A Quiet Place: Day OneSal PriadiInter Miami CFGeorgiaAdjie MassaidRepublik Maluku SelatanAnacondas: The Hunt for the Blood OrchidAgung Setya Imam EffendiFacebookAchmad Dimyati NatakusumahDaftar final Kejuaraan Eropa UEFASehidup SematiCarlos PeñaDeva Mahenra